• Kategori

  • Arsip Tulisan

  • Blog Stats

    • 846.104 hits

Ketika anak hilang percaya diri

CIMG0927

Wajahnya pucat, matanya nanar, mulutnya terdiam, pandangannya tertuju pada telunjuk-telunjuk yang terarah pada mukanya. Badannya dihentakkan, kepalanya di’degung’kan, kakinya ditendang, teriak yang memekakkan nyaring terdengar di telinganya. Mereka semua memaki, kata-kata kotor keluar dari mulut mereka. Entah kenapa, teman-teman sekolahnya berlaku seperti itu. Apa salah anak itu sehingga teman-temannya merasa punya hak untuk menghakimi, mencaci dan memaki.

Dia hanya sendirian, berhadapan dengan belasan temannya yang garang bagai singa yang kelaparan. Kulerai mereka. Terus terang aku emosi. Aku teriaki mereka, ini sudah keterlaluan.

Kemudian anak itu berjalan, menyusuri jalan kampung yang kering oleh matahari. Kepalanya menunduk ke bawah. Mencari… masih adakah cinta di bumi. Hatinya hancur, harga dirinya ambruk, tak ada lagi percaya diri.

Bedah Buku dan Pelatihan Parenting Miracles at Home

Anda putus asa mendidik anak?
Stress menghadapi anak yang nakal?

Hadirilah !!
Launching, Bedah Buku dan PELATIHAN PARENTING Miracles At Home :
Sabtu 29 Agustus 2009.
pukul 9.15 sd. 14.45
bertempat di Mesjid Istiqomah Jl Taman Citarum Bandung

Anda akan lebih mengenal tips dan trik praktis mendidik anak dengan teknik PARENTING. Mari kita simak testimoni berikut ini:

dr. Zulaehah berhasil menguraikan pengasuhan (PARENTING) secara mendetil dan sederhana, sehingga mudah untuk dipahami dan diterapkan.

Hj. Fitriani F.Syahrul, MSi, Psi (Dosen psikologi program studi PAUD Universitas Al Azhar Indonesia, Direktur Pendidikan Lentera Insan)

Baca lebih lanjut

BUKU PENGALAMAN PARENTING : MIRACLES AT HOME [versi lengkap]

BUKU MIRACLES AT HOME

Buku Parenting - Miracles At HomeRumahku syurgaku. Rasanya selama beberapa tahun saya tak mengerti bagaimana sebuah rumah merupakan syurga yang tenang, damai, dan menyenangkan. Hari-hari saya  dihiasi oleh rengekan, tangisan, teriakan, dan amukan anak-anak. Ditambah lagi teriakan pembantu yang panik melihat anak kedua saya (2,5 tahun) dipukul, dicubit atau dibenturkan oleh anak pertama (5,5 tahun).

Inilah kondisi saya sampai akhir tahun 2008. Saya adalah seorang Ibu dari dua orang anak, wanita karir, dan seorang dokter. Saya banyak menghabiskan waktu saya di luar rumah. Hal ini saya lakukan karena alasan keuangan.

Selama bertahun-tahun saya berada dalam kondisi seperti ini. Semakin hari, kondisi anak saya semakin mengkhawatirkan. Anak pertama saya suka memukul, mengamuk, membangkang dan berbagai perilaku buruk lainnya. Selain perilaku yang buruk, anakku juga mengalami susah makan, susah mandi, tidak mau belajar, dan sering terlambat sekolah. Dan satu hal yang membuatku khawatir lagi yaitu dia sangat pemalu dan tidak percaya diri dalam bergaul. Saya takut sekali mengingat keadaan anakku seperti ini karena sebentar lagi dia harus masuk SD. Bagaimana dia bisa menjalani hari-harinya di sekolah nanti?

Baca lebih lanjut

Quality Time Together

Quality Time Together

partisipasi cerita dari Winny Wulandari, Melbourne Australia

Ketika kedua orang tua bekerja/kuliah full-time dari pagi sampai sore, bagaimana ya membuat waktu jadi berkualitas bersama anak? Saya cukup merasakan hal ini ketika saya dan suami kuliah full time dan Affan, anak saya, dititip ke teman. Biaya childcare cukup mahal di sini, sementara alhamdulillah ada teman yang bersedia ngemong Affan, seorang ibu rumah tangga 2 anak yang menemani suaminya kuliah. Kami kuliah dari jam9 sampai jam5 sore setiap hari, artinya dari jam1/8 pagi sampai jam6 sore di luar rumah. Mungkin sama juga, atau lebih lama kali ya untuk orang tua yang bekerja di Jakarta setiap hari dengan macet yang tiada terkira. Kalo di sini ngga macet, namun jarak tempuh dari rumah ke tempat pengasuh lalu ke kampus sekitar 40 km setiap hari.

Baca lebih lanjut

BUKU PENGALAMAN PARENTING : MIRACLES AT HOME

BUKU PENGALAMAN PARENTING : MIRACLES AT HOME

Rumahku syurgaku. Rasanya selama beberapa tahun saya tak mengerti bagaimana sebuah rumah merupakan syurga yang tenang, damai, dan menyenangkan. Hari-hari saya  dihiasi oleh rengekan, tangisan, teriakan, dan amukan anak-anak. Ditambah lagi teriakan pembantu yang panik melihat anak kedua saya (2,5 tahun) dipukul, dicubit atau dibenturkan oleh anak pertama (5,5 tahun).

Inilah kondisi saya sampai akhir tahun 2008. Saya adalah seorang Ibu dari dua orang anak, wanita karir, dan seorang dokter. Saya banyak menghabiskan waktu saya di luar rumah. Hal ini saya lakukan karena alasan keuangan.

Selama bertahun-tahun saya berada dalam kondisi seperti ini. Semakin hari, kondisi anak saya semakin mengkhawatirkan. Anak pertama saya suka memukul, mengamuk, membangkang dan berbagai perilaku buruk lainnya. Selain perilaku yang buruk, anakku juga mengalami susah makan, susah mandi, tidak mau belajar, dan sering terlambat sekolah. Dan satu hal yang membuatku khawatir lagi yaitu dia sangat pemalu dan tidak percaya diri dalam bergaul. Saya takut sekali mengingat keadaan anakku seperti ini karena sebentar lagi dia harus masuk SD. Bagaimana dia bisa menjalani hari-harinya di sekolah nanti?

Baca lebih lanjut

ASI dalam AL-Qur’an (Ungkapan cinta Allah SWT)

ASI dalam AL-Qur’an (Ungkapan cinta Allah SWT)

ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yan luar biasa terhadap setiap bayi yang terlahir ke muka bumi. Di dalam Surat Cintanya, bertebaran ayat-ayat tentang ASI. Antara lain :

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)

Baca lebih lanjut

ASI dan Hak bayi (Wujud cinta sesama)

ASI dan Hak bayi (Wujud cinta sesama)

oleh:  dr. Ariani

IDE : ASI ungkapan cinta Allah, cinta ibu, cinta ayah dan cinta sesama yang akan menghasilkan anak-anak yang penuh cinta sehingga dunia akan dihiasi dengan cinta

Setiap bayi mempunyai hak dasar atas makanan, kesehatan terbaik, interaksi psikologis terbaik untuk kebutuhan tumbuh kembang optimal. Para ahli gizi sepakat, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dengan segudang manfaat dari berbagai aspek, tidak hanya untuk bayi tetapi juga untuk ibu. Sehingga mendapatkan ASI merupakan salah satu hak azasi bayi yang harus dipenuhi.

Hak anak adalah bagian dari hak azasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara.

Hak tersebut mencakup :
1. Non diskriminasi
2. Kepentingan terbaik bagi anak
3. Hak kelangsungan hidup
4. Perkembangan dan penghargaan terhadap pendapat anak
(UU Perlindungan Anak Bab I pasal I No.12 danBab II pasal 2)

Untuk memdukung hal tersebut telah dikeluarkan berbagai pengakuan atau kesepakatan yang bersifat regional maupun global yang bertujuan melindungi, mempromosi, dan mendukung pembaruan ASI. Sehingga diharapkan setiap ibu di seluruh dunia dapat melaksanakan pemberian ASI dan setiap bayi diseluruh dunia memperoleh haknya mendapatkan ASI.

Legislasi Perlindungan yang telah dibuat untuk mewujudkan hal tersebut antara lain :
1. Convention on The Rights of The Child (CRC)
Convention on The Rights of The Child atau Konvensi Hak Anak yang melibatkan 19 Negara menyatakan bahwa hak anak untuk mendapat standar kesehatan tertinggi dapat terpenuhi bils pemerintah memastikan penyediaan makanan bergizi, dan orang tua serta anak memperoleh informasi yang cukup tentang nutrisi dan manfaat pemberian ASI. Konvensi ini diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1990 dan menjadi Undang-Undang RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2. International Convenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESR) Perjanjian Internasional untuk Hak Azasi di bidang Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan (1966) yang melibatkan 142 negara mengesahkan “hak untuk Pangan dan Kesehatan”. Langkah yang diambil untuk memenuhi kecukupan pangan adalah memelihara, menerima atau memperkuat penganekaragaman diet serta memperhatikan konsumsi dan pola pemberian makanan yang tepat termasuk ASI.

3. Convention on the elimination of all forms of discrimination against womens (CEDAW)
Konvesi eliminasi segala bentuk diskriminasi terhadap wanita (1979) yang melibatkan 165 negara menyatakan bahwa ibu seharusnya mendapat pelayanan yang sesuai berkaitan dengan kehamilan dan meyusui.

4. Innocenti Declaration
Deklarasi Innocenti (1990) dilaksanakan sebagai upaya untuk pencapaian ASI ekslusive pada 80% bayi usia 4 bulan.

5. Convention on Matermity Protection, International Labour Organization
Konvensi Perlindungan Maternal ILO menyatakan bahwa ibu bekerja seharusnya memperoleh cuti hamil minimal 12 minggu sebelum kembali bekerja. Sedangkan, pada konvensi tahun 2000, lama cuti hamil ditingkatkan menjadi 14 minggu.

6. Deklarasi lain : Konferensi Gizi Internasional (1992), Konferensi Kependudukan dan Pembangunan (1994), Konferensi Dunia tentang Wanita, Pertemuan Pangan Dunia ke 4 (1994).

Adalah hak setiap bayi untuk mendapat ASI. Begitu pula hak setiap ibu untuk menyusui bayinya. Sehingga berbagai legislasi diharapkan melindungi hak-hak ibu untuk menjamin keberhasilan menyusui.

Berkaitan dengan itu, berikut  hal yang kiranya perlu diperhatikan:
Ibu bekerja perlu upah selama cuti agar dapat menyusui secara ekslusif (ILO,1997). WHA dan UNICEF (2001) menganjurkan menyusui ekslusif selama 6 bulan. Selanjutnya setelah ibu kembali bekerja, ibu mendapat kesempatan menyusui dengan fasilitas untuk menyusui atau memeras ASI di tempat kerjanya. Dan ternyata hak menyusui dijamin dalam pasal 99 dan 101 Undang-undang ketenagakerjaan termasuk waktu ekstra menyusui/memerah di luar jam istirahat dan fasilitas atau ruang laktasi di kantor.

bersambung…

Referensi :

1. Alquran

2. Sunardi. Ayah Beri Aku ASI. Aqwamedika. Solo : 2008.

3.Ikatan dokter Anak Indonesia. Bedah ASI. Balai Penerbit FK UI. Jakarta : 2008

https://parentingislami.wordpress.com

Dakwah dan Keluarga: Kesempurnaan Iman Seseorang (part 2 – tamat)

Menyambung tulisan sebelumnya, saya lanjutkan dalam baris-baris kalimat berikut ini

Tugas kita sekarang adalah melanjutkan apa yang sudah ditanam, dengan tugas terbesarnya adalah memimpin dunia, mengajak seluruh manusia kepada sistem Islam, membimbing mereka kepada cara hidup Islam, kepada ajaran yang baik, karena tanpa Islam manusia tidak mungkin mendapatkan bahagia. Berat sekali tugas kita itu. Pertanyaannya sekarang adalah, darimana kita mulai?
Baca lebih lanjut

Dakwah dan Keluarga: Kesempurnaan Iman Seseorang (part 1)

Dakwah dan Keluarga: Kesempurnaan Iman Seseorang

Pernahkan kita merasa jiwa kosong meski telah kita isi dengan banyak shalat, puasa, zakat dan sederetan ibadah lainnya? Pernahkan merasa diri tidak lengkap hingga jiwa memberontak dan meminta untuk mencari sesuatu? Apakah sebenarnya ”itu” ?
Baca lebih lanjut